Dalam rangka upaya melestarikan budaya lokal, Pekan Budaya dan Festival Musik berhasil digelar pada 23 Agustus hingga 24 Agustus 2025 di Gedung Nasional Indonesia (GNI). Acara ini merupakan acara perdana di Kediri dan diharapkan dapat menjadi acara tahunan. Dengan diadakannya acara ini, penyelenggara, Anita Zuli Iriani berambisi untuk mengangkat kembali budaya Kediri yang terus tergerus oleh kemajuan teknologi. “Harapan saya, kota Kediri tetap menjadi Kediri yang seperti dulu dengan segala macam budayanya meskipun teknologi dan digitalisasi yang sekarang sedang marak,” ungkap Anita Zuli Iriani selaku Ketua Panitia.

Acara ini berhasil mendapat dukungan dari Ketua DKD Kota Kediri, Komisaris PT. Pos Indonesia, Perwakilan PASKARA, Wakil Walikota Kediri, serta Kementerian Kebudayaan yang diwakili oleh Staf Khusus turut diundang pada pekan budaya ini.
Tak hanya pekan budaya, acara ini juga dimeriahkan oleh festival musik, tarian daerah dari siswi SMAN 1 Kediri, fashion show dari Angel’s Management, penampilan vocal disabilitas dari Kharisma Group serta Bazar UMKM yang juga turut menjadi bagian dengan menawarkan berbagai makanan dan kerajinan tangan yang unik. Festival ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi kemajuan budaya dan ekonomi lokal di Kediri.

B.R.A Putri Woelan Sari Dewi selaku staf khusus Kementerian Kebudayaan bidang hak dan kekayaan intelektual mengungkapkan program dari Kementrian Kebudayaan yaitu “Gerakan Sekolah Bersama Seniman dan Maestro” dalam rangka memajukan kebudayaan Indonesia. Program ini bertujuan untuk mengenalkan arti budaya pada generasi muda yang diharapkan dapat dijalankan di seluruh Indonesia.
“Semoga hal ini dapat menjadi ajang inspirasi untuk terus berkarya dan menjaga api kebudayaan tetap menyala,” ungkap B.R.A. Putri Woelan Sari Dewi.

Selain itu, kearifan budaya lokal yang luar biasa menjadikan Kediri sebagai tuan rumah pekan budaya kali ini. Fatahillah, perwakilan Pekerja Seni Kreatif Indonesia (PASKARA) mengungkapkan pertahanan bangsa yang pertama adalah kebudayaan. Jika budaya hilang, maka bangsa juga ikut hilang. Oleh karena itu, PASKARA berproses menjadi rumah budaya dan seni kreatif dengan mengadakan festival budaya. Tujuannya untuk memajukan budaya serta kearifan Indonesia agar dapat diangkat dan diakui oleh UNESCO.
“Kedepannya, Insyaallah PASKARA akan memperjuangkan budaya-budaya lokal hingga diakui oleh UNESCO” jelas Fatahillah.
Wakil Walikota Kediri yang kerap disapa Gus Qowim dalam sambutannya mengungkapkan apresiasinya bahwa Kediri telah mampu menjadi kota budaya serta ruang kreativitas, inklusivitas, dan keberagaman. Ia juga menyinggung tentang tema peringatan hari jadi Kediri ke-1146 dengan tema “Kolaborasi Menuju Kota Kediri Mapan” yang menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi oleh semua pihak.
Penulis: Sufi Amalia + Itsna Nuria – LPM Independent