KEDIRI, (19/082025) – Persaudaraan Cinta Tanah Air (PCTA) Indonesia telah menggelar seminar kebangsaan pada 18 Agustus 2025 bertempat di Situs Persada Sukarno Ndalem Pojok. Seminar ini menghadirkan sejarawan nasional yaitu Prof. Anhar Gonggong sebagai narasumber utama serta Ari Hakim, Lc., sebagai moderatornya. Selain itu, tokoh-tokoh penggiat sejarah kemerdekaan Indonesia juga turut hadir sebagai pembicara seminar diantaranya, Brigjen. Pol. Langgeng Purnomo, S.I.K., M.H., Dr. Heru Sugiyono, Prof. Tries Edy Wahyono, dan Sri Purba, S.H., M.H.

Dimulai dari Langgeng Purnomo sebagai instruktur penggiat bangsa dan penulis buku “Jati Diri Bangsa”, ia menceritakan perjuangannya dalam menguatkan nilai karakter Indonesia di Papua. Ia juga menyampaikan faktor yang mendukung Indonesia sebagai imam perdamaian dunia. Sebagai penutup, ia berpesan agar dapat melakukan hal sekecil apapun demi mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Selanjutnya, Anhar Gonggong sebagai sejarawan nasional menyampaikan serangkaian konflik yang terjadi setelah teks proklamasi dibacakan hingga akhirnya negara Indonesia terbentuk sebagai negara yang utuh. Ia juga menegaskan bahwa tanggal 17 Agustus merupakan hari kemerdekaan Republik Indonesia, tetapi tanggal 18 Agustus merupakan hari berdiri negara Republik Indonesia. Sesuai dengan tema pada seminar kali ini yaitu, “18 Agustus 1945 Hari Berdirinya Negara RI”
“Tanggal 17 itu hari kemerdekaan belum terbentuk Indonesia, barulah pada tanggal 18 negara Indonesia terbentuk setelah dipilihnya Soekarno dan Moh. Hatta (Presiden dan Wakil Presiden Pertama)”, tegas Anhar Gonggong.
Dilanjutkan dengan Sri Purba yang menyampaikan sistem pemerintahan Indonesia. Lalu Heru Sugiyono menyampaikan upayanya dalam uji materi kekeliruan penyebutan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Sebagai penutup, Tries Edy membahas tentang status kemerdekaan Indonesia saat ini.
Seminar kebangsaan ini merupakan acara penutup dari serangkaian acara yang dimulai dari 17 s/d 18 Agustus 2025.
“Pada tanggal 17 Agustus 2025 dilaksanakan upacara detik-detik proklamasi kemudian dilanjutkan dengan kirab wayang ‘Mbah Gandrung’ sejauh 45 km dari Gunung Wilis menuju Situs Ndalem. Lalu pada tanggal 18 Agustus 2025 dilaksanakan upacara dalam rangka berdirinya negara Republik Indonesia dilanjutkan dengan prosesi Ruwatan Negara yang diikuti oleh 1500 orang dari seluruh Indonesia dan dipimpin oleh tokoh-tokoh agama Islam dan Hindu”, ucap Kushartono selaku panitia.
Penulis: Wilda Fajar Sampurna – LPM Independent